Welcome to Lampoh tuha

Sabtu, 10 Desember 2011

Satu Kata Yang Tak Terucap

Ribuan kalimat takkan pernah bisa mengungkapkan setiap kata yang tersurat didalam angan dan jiwa, bukan maksud hatiku untuk menghina setiap tetes darah yang mengalir dan bukan inginku tuk acuhkan setiap air mata yang terurai keluar dari pelopaknya, dikala malam menampakkkan wajahnya kepermukaan hanyalah bayangangan wajah yang terlihat di sanubari yang tak dapat kuukirkan dengan tinta-tinta indah dan tak dapat kutuliskan diatas kertas putih yang tak ternoda hanya sorot mata dan sebongkah senyuman yang dapat mengibaratkan betapa hati ini sungguh sangat ingin menjamah setiap sisi dari kehidupan yang terbungkus dalam bingkai indah yang tak terjamah oleh masa dan waktu,
kenangan itu masih terlekat jelas diangan ini ketika sebuah senyuman berkembang indah diwajahnya dan disaat dua mata tertatap sangat dekat bagaikan tanpa halang seakan-akan waktu terhenti sejenak dan lumpuh tak berlalu, saat itulah saat-saat yang sangat terindukan dalam setiap detik-detik yang terlewat disaat ini dan takkan ada satupun yang lain yang dapat menggantikannya kelak.

Sejenak waktu berlalu disaat ini bagaikan hembusan angin yang mengenyuhkan jiwa tapi setiap wajah dan kenangan itu takkan pernah terlupakan walaupun jiwa takkan bersahabat lagi dengan raga ini tapi setiap kenangan itu bagaikan melekat erat dalam sanubari.

Disini kuberdiri dibawah kaki langit ini kubernyanyi walaupun kini setiap tetes air itu haram untuk kuteguk lagi tapi telah mengalir dalam setiap nadi disekujur tubuhku, sebuah senyuman dan lembutnya jemari yang terelus diwajah yang kering ini dan takkan pernah bisa terlupakan.