Welcome to Lampoh tuha

Minggu, 23 Oktober 2011

A Legend On The Move

Disuatu senja pada tahun 1988 tepatnya pada tanggal 2 (dua) dibulan 4 (April) pada hari Sabtu disaat jam menunjuk kan arah jam 17.00 wib disuatu daerah yang bertempat di daerah PIDIE yang lebih tepatnya didaerah BATEE bertetanggaan dengan daerah GRONG-GRONG disuatu keluarga yang miskin tapi penuh dengan kesejukan dan kedamaian terdengar jelas suara tangisan seorang bayi laki-laki yang sudah sangat dinanti-nanti selama 9 bulan dengan tubuh yang sangat sehat dan ketika seorang laki-laki masuk kedalam kamar (tempat persalinan rumah aceh) dengan wajah yang sangat bahagia dan penuh dengan senyuman dia mulai melihat bayi laki-laki itu dan dia berkata "aneuk agam lon hi mak ih" (anak laki-lakiku mirip dengan ibunya).


Anak laki laki itu diberi nama oleh tetangganyayang seorang Qari'ah yang rumahnya berbelakangan dengan rumah aceh itu dengan nama MUHAMMAD IQBAL, dikarenakan diharapkan kepada anak yang memiliki nama tersebut menjadi seorang filosofis islam yang ternama seperti orang-orang yang pernah memiliki nama tersebut, dan apabila ditafsirkan arti dari nama MUHAMMAD IQBAL tersebut MUHAMMAD = terpuji dan IQBAL = TERIMALAH (fi'lon ammar).
ANAK tersebut mulai tumbuh besar bersama saudara-saudaranya yang lain dan mendapatkan kasih sayang yang merata dari sang ayah dan ibunya dan anak tersebut sangat disukai oleh orang-orang kampungnya karena memiliki tubuh yang sangat sehat sehingga siapapun yang milihatnya merasa gemas dan ingin mencubit pipi dari anak tersebut (cerita dari ibundanya). Sekitar umur anak itu 2 tahun keluarganya berpindah ke daerah Beureunuen dikarenakan ingin mengais rezeki di KOTA DAGANG tersebut.

Anak itu sekarang sudah berumur 5 tahun dan orang tuanya pun berniat untuk memasukkan dia ke sebuah sekolah dasar Negeri 5 di daerah beureunuen seperti saudara dan saudarinya yang terdahulu, tanpa terlebih dahulu masuk Taman Kanak-kanak (TK) seperti saudaranya yang lain, selama 6 tahun anak yang bernama muhammad iqbal tersebut menuntut ilmu di sekolah dasar tersebut dan ketika umurnya 7 tahun anak tersebut harus mengalami suatu kejadian yang tak pernah diinginkan oleh mereka dan juga orang-orang lain pada umumnya yaitu kehilangan sosok seorang ayah yang telah meninggal dunia untuk menghadap sang Khalik dikarenakan penyakit yang sudah lama diderita oleh ayahandanya tersebut (Complikasi), dan sejak saat itu ibu merekalah yang menjadi tulang punggung keluarga tersebut serta menjadi ibu sekaligus ayah satu-satunya dalam keluarga itu.

Setelah menyelesaikan studi di sekolah dasar tersebut dan atas keinginan ibundanya dikarenakan menginginkannya menjadi seorang pemikir agama maka anak tersebut melanjutkan sekolahnya di suatu pesantren Modern yaitu Dayah Jeumala Amal (DJA) yang berada di daerah Lueng Putu, dan sebenarnya anak tersebut merasa sedih dikarena baru berumur beberapa tahun diusianya dia harus hidup jauh dari keluarganya dan tak tahu bagaimana menjalani hidup tanpa ada keluarganya disisinya tetapi kemudian dia mulai mengandalkan sahabat-sahabatnya untuk hidup dan dia belajar bagaimana hidup dari para sahabat-sahabatnya yang sampai sekarang para sahabat-sahabatnya masih sangat dibanggakan oleh dia, dan selama 3 (tiga) tahun dia menuntut ilmu di pesantren tersebut bersama sahabat-sahabatnya.

Pada tahun 2003 anak itu menyelesaikan studinya di pesantren tersebut dan kemudian keluarganya bertanya kepadannya "mau lanjut sekolah dimana sekarang? tetap di pesanteen atau melanjutkan sekolah ditempat lain?" disini anak tersebut mulai bimbang apakah melanjutkan studinya dipesantren tersebut bersama sahabat-sahabatnya yang selalu setia menemaninya ataukah harus memilih sekolah diluar dan mencari pengalaman hidup dan ilmu yang berbeda tetapi harus berpisah dari para sahabat-sahabatnya yang lain, dan atas saran ibunda dan saudarinya dan penuh dengan pertimbangan dia kemudian melanjutkan sekolah di Banda Aceh yaitu di sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Banda Aceh (MAN 1/MAN MODEL Banda Aceh) dan disitu dia mulai mengenal dengan teman-teman baru dan kehidupan yang berbeda dari apa yang dia ketahui.

Disaat dia beranjak kelas 2 MAN tepatnya pertengahan semester suatu musibah melanda aceh yang sangat dikenal oleh seluruh dunia yaitu Tsunami 26 desember 2004 dan dikarena musibah tersebut ada sebagian dari sahabat-sahabatnya dan guru-gurunya menghadap sang pencipta, dan atas permintaan keluarganya anak tersebut harus pindah sekolah dan melanjutkan studinya di sebuah sekolah didaerah kampungnya yaitu di Madrasah Aliyah Negeri 1 Beureunuen dengan bantun seorang guru yang menjadi tetangganya juga dan disitu dia mulai mengenal kawan kawan baru yang dari mereka tak satupun dikenal oleh anak itu dan menjadi teman bermain dikala dia masih kecil, disitu dia mulai mencari sahabat baru dan hidup baru, dan setiap bel sekolah sudah berbunyi dan bertanda proses belajar mengajar sudah berakhir anak itu langsung pulang kerumah tanpa menunggu kawan-kawannya dan secepatnya mengganti pakaian sekolah dan memakai pakaian yang sudah lesuh dan sebagian ada yang sudah robek dengan niat mengais rezeki demi sebuah keinginan dan sekaligus dengan niat membantu sang ibunya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga dan pulang ketika semua kerjaan telah usai (tidak tentu jam) dan waktu pulang kerja paling cepat adalah jam 6 dan paling lama adalah jam 2 dini hari dan keseringannya pulang kerja jam 21.00 wib.

Setelah menyelesaikan studi di MAN 1 Beureunuen tersebut dengan nilai yang sangat membanggakan orang tuanya maka setelah itu sang ibunda mulai bertanya "ho kajak leuh nyoe? peu kakuliah?(mau kemana sekarang? apa sambung ke universitas?)" dan anak itu menjawab "hom mak, tangieng ile intrek (ga tau mak, kita lihat saja nantinya" dan setelah menghabiskan waktu sekitar 1 bulan tanpa melakukan proses belajar maka ketika itu ada seorang laki laki teman ditempat kerja mengajaknya untuk mencari kerja dan pengalaman di tempat lain yaitu JAKARTA, dan mulai saat itu dia memutuskan untuk mencari kerja dan pengalaman hidup yang berbeda, dan jadwal keberangkatan pun sudah diatur tetapi dikarena ada salah satu dari pihak keluarga yang sakit maka keberangkatannyapun ditunda, dan setelah salah satu pihak keluarga tersebut mulai sembuh maka keberangkatanpun disusun ulang, dan rencanapun terlaksanakan. Disana anak tersebut mengalami dan milhat apa yang belum pernah dilihat dan alhamddulillah anak tersebut tidak terjerumus dan masih dilindungi oleh sang khalik untuk jauh dari hal hal tidak dikehendaki. Setelah beberapa bulan di jakarta sang anak tersebut belum juga mendapatkan pekerjaan dan pada suatu hari anak tersebut mendapat telpon dari sang ibunda untuk pulang ke kampung halaman (Aceh) dan mendaftarkan diri di penerimaan Bintara Polisi, dan atas permintaan sang ibunda tersebut si anak pulang ke kampung halaman dan melakukan seperti permintaan dari ibundanya. Setelah mengurus segala persyaratan tata cara pendaftaran penerimaan bintara polisi tersebut seorang diri dan tanpa pengalaman anak tersebut mulai mendaftarkan diri di penerimaan bintara polisi tersebut dan ketika proses penerimaan bintara tersebut sedang berlangsung anak tersebut mulai berkenalan dengan sahabat baru yang berbeda daerah dan berbeda agama yaitu DEDI DORES MANIK yaitu seorang sahabat yang sangat baik dan memiliki pengetahuan tentang agama yang sangat tinggi dan sangat menghormati agama orang lain. ketika anak tersebut mendaftarkan diri di bintara kepolisian tersebut anak tersebut juga mencoba untuk mendaftarkan diri di salah satu Universitas yang terkemuka di daerah aceh yaitu Universitas Syah Kuala (UNSYIAH), dan ketika pengumuman sudah keluar si anak tersebut tidak mengetahui bahwa hal tersebut sudah terjadi karena yang di perhatikan hanyalah Bintara kepolisian seperti keinginan ibunda tercintanya, dan ketika malam selanjutnya anak tersebut baru mengetahui bahwa hasil dari tes universitas sudah keluar tapi anak itu tidak menghiraukannya dikarenakan dia sedang bersedih karena dia telah gagal tes akhir (pantokhir pusat) dari bintara kepolisian yang dia ikut selama ini tetapi para sahabatnya bertanya padanya nama, nomor tes dan jurusan yang dia ambil pada universitas tersebut, setelah memberitahukan kepada sahabatnya barulah ketika jam 02.00 dini hari dia mendapatkan pesan singkat dari sahabatnya bahwa atas nama MUHAMMAD IQBAL dengan nomor tes xxxxxxx telah lulus di jurusan FKIP BIOLOGI Universitas Syah Kuala (UNSYIAH), dengan wajah yang bahagia dia mendatangi sahabatnya tersebut dan meminta koran tempat dia melihat hasil tes tersebut untuk memastikan sendiri info tersebut dan dengan mata kepala sendiri dia melihat langsung bahwa namanya sudah tertera dijurusan tempat dia mendaftar tersebut, dan anak itu mulai mengatakan dalam hatinya "munkin ini adalah takdir dan jalan hidupku yang sudah ditentukan allah untuk diriku" dan setelah itu dia segera mengabari berita bahagia tersebut kepada ibundanya. Setelah itu dia mulai mengikuti segala proses untuk masuk universitas tersebut dan setelah masuk ke kuliah tersebut dia mulai mengenal sahabat-sahabat baru, orang-orang baru, pengalaman baru dan  mengalami berbagai cobaan dan rintangan yang menghadang dan mulai tahu apa itu yang dinamakan sebuah Rasa, Persahabatan, Cinta, Rezpec dan intriks - intriks kehidupan.

Dan anak itu sekarang sudah tumbuh besar dan bukan lagi seorang anak kecil dan dia itu adalah diriku Muhammad Iqbal.




begitulah kisah itu dan sampai detik ini kisah itu masih berlanjut............